Anak-Anak Ini Rela Kumpulkan Barang Bekas demi Bangun Masjid

Selasa, 26 Maret 2019

Istimewa

BANTUL/86 --- Pembangunan masjid kini banyak menarik para donatur untuk terlibat dalam pengumpulan dana. Tidak hanya para orangtua, namun juga anak-anak juga aktif.

Seperti yang dilakukan anak-anak yang menjadi santri di Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Masjid Kubah Emas Al Barokah, di Dukuh Kembaran, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul, DIY.

Mereka ikut terlibat dalam pengumpulan dana untuk pembangunan dan renovasi masjid dengan mengumpulkan barang-barang bekas dari rumah warga.

Program pembangunan dan renovasi masjid ini, sebenarnya telah dilakukan sejak awal Januari lalu. Setidaknya untuk membangun dan perluasan masjid dibutuhkan dana hingga Rp 2 miliar. Hal ini menarik para santri untuk ikut peduli dalam mencari amal jariah.

Menggunakan gerobag, puluhan santri ini berkeliling kampung untuk mengumpulkan barang bekas. Khususnya dari rumah warga sekitar masjid dan para jamaah. Dalam sehari mereka bisa mengumpulkan barang yang lumayan banyak.

Barang itupun langsung dijual kepada pedagang barang bekas. Uangnya dipakai untuk membeli semen, untuk disumbangkan kepada panitia pembangunan masjid.

“Idenya dari kami sendiri. Kita ingin ikut terlibat dalam renovasi masjid,” jelas Dayat, salah satu santri TPA, Senin (25/3/2019).

Gerakan mengumpulkan barang bekas ini sudah dimulai sejak beberapa pekan lalu. Setiap hari Minggu, saat anak-anak libur mereka akan berkumpul dan melaksanakan aksi ini.

Mulai pagi hinga mejelang Dzuhur mereka akan berkeliling mencari barang bekas dari para jamaah dan warga sekitar.

Ketua takmir Masjid, Musa Seo mengatakan renovasi masjid sudah dilaksanakan sejak 9 Januari lalu. Masjid ini menempati lahan Sultan ground seluas sekitar 200 meteran.

Lantaran masjid cukup makmur dan jamaah terus bertambah, dilakukan perluasan ke arah barat seluas 300 meter. Masjid ini dibangun dua lantai.

Lantai atas untuk salat berjamaah dan pengajian tabliq akbar serta kegiatan lainnya. Sedangkan di lantai bawah sebagai kelas TPA yang dapat menampung sekira 100 santri TPA.

Musa mengaku bangga dengan kepedulian anak-anak TPA, yang ingin bisa beramal jariah. Pernah mereka mampu mengumpulkan barang bekas dan dijual langsung kepada pedagang. Hasilnya mereka mampu mendapatkan dana hingga Rp1 juta.

“Anak-anak sendiri yang belanja dan mendapatkan 25 sak semen,” jelas Musa.

TPA masjid Al Barokah, memiliki 100-an santri. Tidak hanya dari warga sekitar, namun juga dari tetangga dukuh. Takmir masjid dan orang tua tidak pernah mendorong mereka melakukan aksi peduli seperti itu.

" Yang penting tidak mengganggu kegiatan sekolah dan kegiatan di masjid,” terangnya. (detik.com)