Ansor dan Santri di Probolinggo Turun Jalan Kecam Puisi Fadli Zon

Santri dan Ansor saat lakukan aksi

PROBOLINGGO/86 -- Anggota Ansor, Banser dan santri se-Kabupaten Probolinggo, turun jalan menggelar aksi bela kiai. Aksi ini sebagai bentuk protes atas puisi Fadli Zon yang dinilai menghina dan melecehkan kiai NU.

Aksi yang digelar di depan Kantor DPRD Kabupaten Probolinggo, Jalan Raya Panglima Sudirman Kota Kraksaan, Selasa (12/02/19) sempat membuat arus lalu lintas Probolinggo-Banyuwangi macet.

Dalam aksi tersebut, massa membawa berbagai poster bernada kecaman terhadap Wakil Ketua DPR Fadli Zon, yang dianggap merendahkan sejumlah kiai NU. Termasuk unggahan puisi "Doa Yang Tertukar". Puisi itu dinilai merendahkan martabat kiai Maimun Zubair atau Mustasar PBNU, pada 3 Februari lalu.

"Fadli Zon sudah sering mencela kiai kami. Itu yang sangat kami sayangkan. Karena itu, kami meminta Fadli Zon untuk menghentikan sikapnya mencela dan menghina kiai NU," jelas Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Muchlis.

Muchlis juga menyatakan, jika ada politisi menghina kiai sama saja dengan menghina santri. Bantahan Fadli bahwa dia tidak bermaksud menghina Mbah Moen, menurut Muchlis merupakan bentuk ketakutan sekaligus ingin lepas dari tanggung jawab.

" Luka para santri tidak akan redam tanpa ada permintaan maaf dari politisi itu kepada syaikhona," paparnya.

Muchlis juga menyebutkan, jika Fadli Zon harus meminta maaf pada Kiai Sepuh Maimun Zubair. "Permintaan maaf jangan lewat media Sosial dan harus datang ke kediamannya (Ponpes Sarang) dalam waktu 5 hari 24 jam," jelasnya.

Sepanjang aksi massa menggelar orasi dan melakukan doa bersama, demi keselamatan bangsa. Selain itu massa juga mengumandangkan lantunan shalawat "Asyghil".

Sebelumnya, salah satu putra KH Maimoen Zubair, Majid Kamil Maimoen kepada detikcom melalui sambungan telepon, Selasa (12/2/19), menanggapi keengganan Fadli Zon meminta maaf terkait puisi 'Doa yang Tertukar' yang dinilai sejumlah kalangan menghina Mbah Maimoen. Gus Kamil punya pendapat sendiri mengenai polemik itu.

Menurut Gus Kamil, ada penggunaan kata 'kau' dalam puisi itu. Setidaknya ada dua kali kata 'kau' ditulis dalam puisi 4 tersebut. Penggunaan subjek 'kau' dalam puisi tersebut memang tidak jelas ditujukan Fadli Zon kepada siapa. Kata 'kau' itulah yang memicu munculnya berbagai polemik baru.

Gus Kamil mengatakan, kata 'kau' yang terdapat dalam puisi 'Doa yang Ditukar' jika memang bukan diperuntukkan kepada Mbah Moen maka Fadli Zon tak perlu meminta maaf. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar