Kisah Miris.. Warga Bangun Mesjid di Bekas Kandang Sapi

Istimewa

BALOCCI/86 --- Selama berpuluh-puluh tahun, warga di pelosok di Pangkep, Sulawesi Selatan mendambakan adanya masjid, kini mulai terwujud. Tepatnya di lingkungan Mallenge, Kelurahan Balocci Baru, Kecamatan Balocci, sebuah masjid sederhana dibangun di lahan bekas kandang sapi.

Walau sederhana dan hanya berukuran 4x6 meter, masjid yang baru dibangun sejak enam bulan lalu itu, menjadi tempat beribadah sekaligus tempat belajar agama bagi anak-anak.

Sebelum adanya masjid itu, warga hanya salat di rumah. Sementara untuk salat Jumat, mereka harus menempuh perjalanan sejauh 6 kilometer.

" Dulunya ini kandang sapi. Setelah dibeli dan diwakafkan, kita bangun masjid di sini. Kami kalau salat, yah kadang di rumah saja. Tapi kalau salat jumat, kami harus keluar kampung sejauh 6 kilometer. Nah susahnya itu kalau bulan Ramadan. Kita tidak bisa salat tarwih berjamaah di Masjid karena jauh," kata seorang warga, Daeng Salim, Minggu (3/3/2019).

Kondisi masjid ini memang terbilang sangat miris. Selain lantainya yang masih beralas tikar plastik, dinding dan atapnya masih banyak yang lubang. Saat hujan, air pun merembes masuk ke dalam masjid.

Meski begitu, warga tetap bersemangat menjalankan ibadah, begitupun puluhan anak-anak yang belajar agama di masjid ini.

" Semua bahan yang dipakai yah masih seadanya. Atapnya banyak bocor, dindingnya juga masih triplek begini. Tapi yah bertahaplah, mudah-mudahan bisa dibangun perlahan-lahan, biar nyaman," lanjutnya.

Bukannya mereka selama ini tidak ingin membangun masjid di kampung yang didiami sekitar 30 kepala keluarga itu. Namun, tidak adanya pemuka agama yang bisa menjadi imam atau guru agama, membuat mereka tidak bisa berbuat banyak.

Beruntung, ada seorang dermawan yang membeli lahan dan diwakafkan untuk membangun masjid dan sekolah agama.

"Jadi lahan ini dibeli oleh seorang dermawan lalu diwakafkan untuk dibangun masjid dan pesantren. Nah saat ini, ada beberapa santri dari luar yang ditugaskan untuk menjadi guru sekaligus menjadi imam di masjid ini. Anak-anak juga tidak tersiksa kalau mau belajar mengaji," kata kepala lingkungan setempat, Sudirman.

Lokasi masjid ini memang terbilang cukup jauh. Dari kota Pangkep sendiri bisa mencapai 35 kilometer dari arah selatan. Dari jalan poros kecamatan Balocci, kita akan menempuh perjalanan dengan kondisi medan yang cukup ekstrim karena jalannya masih berbatuan yang sangat licin saat hujan.

"Yah mungkin karena kondisi jalannya pak, makanya susah masuk bantuan ke sini. Tapi kami bersyukur ada orang yang peduli dan mau membangun masjid di sini, meskipun sederhana begini. Setidaknya kami sudah bisa mendengar azan di kampung ini," lanjutnya.

Pertengahan bulan lalu, seorang dermawan mewakafkan tanah seluas 2 hektare ke sebuah yayasan untuk pembangunan masjid dan pesantren di sana. Sejak itupula, pihak yayasan bersama warga telah berupaya untuk mendapatkan donasi guna mewujudkan pembangunan itu. Hanya saja, ditengah keterbatasan, pelaksanaannya belum maksimal.

Kondisi ini sebenarnya telah dilaporkan ke pihak pemerintah, namun hingga kini belum ada tanggapan. Warga berharap, bantuan pembangunan itu bisa teralisasi, mulai dari perbaikan masjid hingga akses jalan untuk menunjang aktifitas warga dan juga anak sekolah yang setiap hari melewati jalan itu.

"Katanya tahun ini sudah ada realisasinya. Kami sangat berharap masyarakat di sini bisa dibantu mulai dari fasilitas tempat ibadah dan juga akses jalan. Karena anak-anak di sini itu kalau mau pergi sekolah, juga harus keluar kampung karena tidak ada juga sekolah di sini," kata pembinan yayasan, Ihsan Wahyu. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar