Dini Hari, Massa Tolak Tambang Ubah Kantor Gubernur

Istimewa

BANDA ACEH/86 --- Hingga pukul 02.00 WIB, mahasiswa yang menggelar aksi menolak izin usaha pertambangan masih bertahan di kantor Gubernur Aceh.

Suasana di lokasi berubah bak pasar malam dan menjadi tempat wisata dadakan pengguna jalan di Banda Aceh.

Pantauan dilapangan, para pengguna jalan mayoritas kendaraan roda dua memarkir motor mereka di pinggir jalan di depan kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Kamis (11/4/2019) dini hari. Mereka masuk ke halaman kantor dan berbaur dengan mahasiswa.

Lokasi lapangan upacara di kantor gubernur jadi tempat mahasiswa menyalurkan bakat. Di sana, mereka membaca puisi, bermain gitar, dan saling bercerita.

Namun yang menarik perhatian adalah kehadiran sejumlah bangunan hasil kreativitas mahasiswa dari berbagai kampus di Aceh. Mereka mencopot paving block di lapangan upacara dan membuat berbagai jenis bangunan. Selain itu, di lokasi dibikin beberapa bingkai 'makam' beragam ukuran.

Mahasiswa juga membuat sebuah cerobong asap yang disebut milik perusahaan tambang yang mereka tolak. Mereka menyalakan api di bawahnya sehingga asapnya keluar di bagian atas.

"Singgah... singgah..., Bang. Ini tempat wisata gratis, boleh foto juga, gratis," kata seorang mahasiswa sambil menyalakan api.

Selain itu, beberapa mahasiswa menyusun paving block menjadi tempat duduk dan tidur. Suasana kantor gubernur pun malam ini berubah bak pasar malam.

" Untuk beberapa bangunan yang dibikin dari paving block, itu kreativitas dan ide mereka masing-masing. Mereka sudah bikin kelompok masing-masing dan ide masing-masing kelompok," jelas Pembina Korps Barisan Pemuda Aceh (BPA) Wahidul Qahar saat ditemui di lokasi.

Menurutnya, aksi mahasiswa ini bakal berlangsung hingga tuntutan mereka didengar Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Untuk bertahan di lokasi, para mahasiswa ini mendapat pasokan logistik dari berbagai kalangan masyarakat.

"Warga hadir di sini terkait kepedulian dan kepekaan mereka terhadap massa yang menggelar aksi. Aksi kita menarik simpati masyarakat," jelas Wahidul.

" Kita akan terus bertahan di sini dan kita akan mengawal pembacaan putusan gugatan PT EMM yang digelar hari ini," ungkapnya. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar