Ini Kronologis Penderita Gangguan Jiwa Tewas Terborgol

Istimewa

TULUNGAGUNG/86 --- Kasus kematian Iwan Guntoro, pengidap gangguan jiwa asal Tulungagung saat dievakuasi ke tempat praktik pengobatan dilaporkan ke polisi. Lalu kronologinya seperti apa ?

Kepala Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, Bambang Dwijanto mengatakan, kematian itu berawal dari kambuhnya gangguan kejiwaan korban. Dalam beberapa hari terakhir, Iwan sering mengamuk dan mengancam keluarga.

" Dia sempat dipanggilkan ambulan Puskesmas Ngunut, tapi korban justru takut dan lari ke kebun tebu," kata Kades Bambang, Senin (22/4/2019).

Puncak depresi Iwan terjadi pada Minggu (21/4). Iwan mengamuk dan memukuli ibunya. Warga yang mengetahui kejadian itu langsung berusaha memberikan pertolongan dan menyelamatkan ibu korban.

"Saat itulah ibu dari saudara Iwan ini menelepon orang Malang yang biasanya menangani Iwan. Kemudian sekitar jam 11 malam, orang yang ditelepon tadi datang sebanyak empat orang dengan membawa Xenia," ujarnya.

Kades dan warga sempat mengira jika rombongan tersebut merupakan petugas medis dari rumah sakit jiwa. Sehingga proses evakuasi dilakukan berjalan hingga korban dimasukkan ke dalam mobil.

Kala itu warga sempat kaget dengan cara evakuasi pengidap gangguan jiwa yang dilakukan rombongan asal Malang tersebut. Sebab prosesnya kasar dan tidak selayaknya petugas medis.

"Curiga saya saat awal itu, tiba-tiba Gatot Kuswanto dan kawan-kawan itu menyemprotkan cairan kepada Iwan, akhir-akhir ini kami ketahui ternyata cairan cabai," imbuh Bambang.

Selain itu saat menangkap, ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) juga kasar dengan cara dijepit bagian leher dengan tangan. Selanjutnya kedua tangan korban diborgol, serta kedua kakinya diikat tali nilon.

"Setelah itu Iwan disuntik obat penenang sekali sebelum masuk mobil. Nah kemudian saat di dalam berontak dan keluar lagi, akhirnya disuntik lagi, jadi dua kali," kata kades.

Malam itu juga, korban langsung dibawa ke Malang untuk menjalani pengobatan. Namun selama beberapa jam kemudian mobil yang mengangkut korban kembali lagi ke Ngunut dengan kondisi korban telah meninggal dunia.

"Keluarga tentu kaget karena berangkat masih sehat, hanya saja keluarga tidak tahu proses kematian itu karena saat perjalanan keluarga tidak mendampingi. Saat saya tanya katanya sempat mau lari dan lehernya terjerat, tapi setelah divisum tidak ada," katanya.

Dan saat itu juga, jelas Kades Bambang, dirinya langsung melaporkan kasus tersebut ke Polsek Ngunut. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar