Kronologi Lengkap Rusuh 22 Mei Dini Hari

Istimewa

JAKARTA/86 --- Polisi memaparkan kronologi lengkap terkait kerusuhan yang terjadi di beberapa titik, sejak Selasa larut malam kemarin hingga memuncak di dini hari tadi.

Peristiwa ini diwarnai dengan aksi bentrok polisi dengan kelompok massa tak dikenal, hingga penemuan mobil ambulans berlogo partai. Bagaimana cerita lengkapnya?

Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal menerangkan bahwa sekitar aksi massa demo 22 Mei di Gedung Bawaslu mulanya berlangsung kondusif. Bahkan, dia mengatakan aparat dan peserta aksi sempat menjalan ibadah shalat Tarawih berjamaah.

Lantas, sekitar pukul 21.00 WIB, Kapolres Metro Jakarta Pusat mengimbau massa aksi untuk membubarkan diri. Massa pun patuh dan membubarkan diri secara kondusif.

23.00 WIB: Massa Misterius Muncul, Bikin Rusuh

Kendati demikian, Iqbal menjelaskan, tiba-tiba sekitar pukul 23.00 di depan Bawaslu, muncul kelompok massa yang tak jelas asalnya. Mereka melakukan tindakan provokatif dan anarkis.

"Sekira 23.00 WIB tiba-tiba ada massa kita tidak tahu massa dari mana, massa yang berulah anarkis dan provokatif berusaha merusak security barrier dan memprovokasi petugas, sesuai dengan SOP bahwa tidak boleh lagi massa aksi setelah larut malam, petugas TNI dan Polri menghalau, namun massa tersebut di beberapa ruas jalan kita dorong jalan Sabang dan Wahid Hasyim bukan malah kooperatif, tapi menyerang petugas, bukan hanya dengan kata-kata tapi lemparan batu, molotov, petasan ukuran besar ke arah petugas," kata M Iqbal di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

02.45 WIB: Muncul Massa Misterius Lain di KS Tubun

Kemudian sekitar pukul 02.45 WIB, Iqbal menyebut polisi sudah bisa mengurai kelompok massa sebelumnya. Namun, kelompok massa lain muncul lagi.

" Sekira pukul 02.45 WIB, ada sekelompok massa yang lain dari massa yang tadi, massa yang tadi sudah terurai," tutur Iqbal.

Usai 58 orang terduga provokator berhasil diamankan, sekitar pukul 03.00 WIB muncul lagi massa tak dikenal, di sekitar Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat. Polisi menduga kelompok massa ini sudah di-setting.

"Pada saat bersamaan pada pukul 03.00 WIB ada lebih kurang massa yang berkumpul di KS Tubun, memang kita massa banyak, kalau kita duga massa tersebut sudah dipersiapkan dan di-setting, seperti biasa kami melakukan imbauan pendekatan, Kapolres Metro Jakarta Barat," kata dia.

03.00 WIB: Massa Menyerang Asrama Brimob

Dibantu oleh beberapa tokoh masyarakat pemuka Front Pembela Islam (FPI), polisi terus berusaha meredakan aksi massa ini. Namun, kelompok massa justru menyerang asrama Polri dengan batu, bom molotov, petasan dan botol.

"Dibantu tokoh-tokoh masyarakat pemuka-pemuka FPI, karena di situ markas FPI, Alhamdulillah ada komunikasi. Namun seketika itu juga massa tersebut bergerak ke arah asrama Polri di Petamburan, dan mereka menyerang asrama tersebut dengan batu, molotov petasan botol-botol yang ada, memang ada piket di situ, SOP ada piket, asrama Brimob dan polisi-polisi pada fungsi lain. Dihalau dengan gas air mata massa bukannya mundur tapi terus masuk ke asrama melakukan pengrusakan asrama, ini yang brutal lagi, membakar beberapa kendaraan yang diparkir di sana, baik itu kendaraan pribadi maupun kendaraan dinas," kata Iqbal.

Dari aksi massa ini, diketahui orang-orang dari bagian kelompok massa mengalami luka-luka. Di satu sisi, beberapa kendaraan dilaporkan rusak.

"Mobil yang rusak 11 unit, dengan kerusakan bervariasi kaca depan bodi dan lain-lain, dan mobil yang terbakar 14 unit, truk dalmas satu, tiga mobil dinas K-9, dan 11 unit mobil umum," imbuh Iqbal.

Selain itu, Iqbal memastikan 11 orang terduga provokator sudah diamankan di Polda Metro Jaya untuk diperiksa. Ada bukti ambulans berlogo partai, polisi menduga sejumlah massa yang melakukan kerusuhan berasal dari luar Jakarta.

Mayoritas diduga berasal dari Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah. Selain itu, Iqbal mengatakan polisi menemukan bukti berupa satu mobil ambulance berlogo partai berisi batu dan alat-alat. Diduga batu dan alat tersebut adalah amunisi massa untuk menyerang polisi.

"Ada bukti-bukti. Ada satu ambulans, saya tidak akan sebutkan partainya, penuh dengan batu dan alat-alat. Ada juga massa tersebut masih menyimpan amplop dan kami sita, Polda Metro Jaya sedang kami dalami," ujarnya.

Iqbal juga menyebut massa yang melakukan penyerangan pada waktu dinihari itu, bukanlah massa spontan, melainkan massa yang sudah didesain.

"Dari rangkaian tadi massa aksi damai, bahwa peristiswa dini hari tadi adalah bukan massa spontan, bukan massa spontan, bukan peristiwa spontan tapi perisitwa by design, peristiwa settingan," ungkapnya. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar