Diawali Dengan Pantun, Ketua Majelis Syuro PKS Sampaikan Pentingnya Kekuatan Ikhlas dan Pengorbanan

Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Dr. Salim Segaf Al-Jufri berkesempatan mengisi taujih di Apel Siaga Pemenangan Pilkada 2020, yang digelar DPW PKS Riau pada Ahad (11/10)

PEKANBARU/86 – Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Dr. Salim Segaf Al-Jufri berkesempatan mengisi taujih di Apel Siaga Pemenangan Pilkada 2020, yang digelar DPW PKS Riau pada Ahad (11/10) kemarin secara virtual.

Setelah bersyukur kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah SAW, Habib Salim mengawali taujihnya dengan mempersembahkan beberapa pantun. Ia katakan bahwa kalau sudah di bumi lancang kuning, jika tidak berpantun, maka ada yang terasa kurang, seperti masakan tanpa garam.

“Karena tadi semua pengisi acara berpantun, maka saya harus berikan pantun juga,” tuturnya.

Setelah menyampaikan tiga buah pantun. Dirinya mejelaskan bahwa ada sesuatu yang sangat penting dan sangat mendasar, dalam semua proses perjuangan yang dilakukan. Yaitu kekuatan Ikhlas. Dikatakannya, ikhlas merupakan kekuatan yang sangat dahsyat.

“Di sini saya mengingatkan kepada Calon Kepala atau wakil kepala Daerah, yang insyaAllah menjadi Kepala Daerah/Calon Wakil Kepala Daerah. Camkan/tanamkan di hati kita semua Al-Ikhlas. Juga kepada seluruh kader dan simpatisan serta saudara-saudara sekalian,” pungkasnya.

Menteri Sosial Republik Indonesia periode 2009 – 2014 tersebut meminta kepada seluruh kandidat, kader PKS dan simpatisan untuk meniatkan hal tersebut dari sekarang. Yaitu, jika nanti Allah berikan amanah untuk menjadi pemimpin, maka akan melakukan pelayanan dimasyarakat dengan ikhlas karena Allah.

“Anda harus bisa buat mereka (masyarakat, red) yang tadinya susah tersenyum, menjadi tersenyum. InsyaAllah, anda sebagai kepala daerah akan tersenyum di dunia dan di akhirat kelak,” tegas cucu dari ulama besar Palu, Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufrie tersebut.

Kemudian, ia menceritakan satu kisah inspiratif dari Kepemimpinan Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu saat menjadi khalifah. Yang patut dijadikan contoh dalam mejadi pelayan ummat, pelayan masyarakat, pelayan negeri.

“Umar sering sekali berkeliling sendirian di malam hari untuk melihat keadaan masyarakat yang dipimpinya. Sering Umar mendapatkan warga yang kesulitan, kemudian dengan sigap ia membantu dengan tangannya sendiri. Dilakukannya tanpa meminta balasan penghargaan, tanpa pamri dan ikhlas lillahi ta’ala,” tukas Habib Salim, setelah menceritakan kisah Umar bin Khatab.

“Dniat yang ikhlas, yaitu benar-benar memenangkan agama Allah di setiap langkah. InsyaAllah, Allah akan berikan kemenangan kepada kita,” lanjutnya.

Setelah itu, lulusan S1, S2 dan S3 Universitas Madinah tersebut menyampaikan pentingnya pengorbanan dalam memenangkan agama Allah. Baik pengorbanan dalam bentuk, moril maupun materil, yang diniatkan ikhlas karena Allah SWT.

“Ada 3 hal yang sangat penting dalam pengorbanan ini. Ketiganya Rasulullah SAW sebutkan dalam Hadits shahih, yang masing-masing diriwayatkan Abu Hurairah, kemudian hadits qudsi yang juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Dan yang ketiga adalah, sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Asma' binti Abu Bakar,” sebutnya.

Hadits yang pertama "Setiap pagi, dua malaikat turun mendampingi seorang hamba. Yang satu mendoa: Ya Allah !! tambahkanlah harta bagi orang yang dermawan yang menyedekahkan hartanya. Dan yang satu lagi berkata: Ya Allah !! Musnahkanlah harta orang yang bakhil" (HR Muttafaq Alaih dari Abu Hurairah RA).

Hadits Kedua yaitu “Nafkahkan hartamu wahai anak manusia, Allah akan memberikan balasan kepadamu"

Hadits yang ketiga ““Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”

“Inti dari tiga hadits ini adalah agar kita memberikan harta kita dengan ikhlas dan tidak hitung-hitungan. Karena sesuai Sabda Rasulullah SAW bahwa Allah pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik. Karena jika kita mengunci harta kita (tidak mau menginfakkan), maka Allah juga akan mengunci rezeki dan keberkahan harta kita,” seru Habib Salim.

Dosen Fakultas Syari'ah LIPIA tersebut menerangkan, bahwa yang dimaksud dari harta di sini bukan hanya sekedar berupa uang ataupun perhiasan saja. Namun cakupannya lebih luas, yaitu dapat berupa fikiran, tenaga, dan apapun yang dimiliki.

“Apapun peran kita, maka maksimalkanlah. InsyaAllah semuanya akan Allah lipat gandakan pahalanya, tanpa dikurangi sedikitpun,” imbuhnya.

Kemudian, ia mengingatkan kepada seluruh calon kepala/wakil kepala daerah, kader dan simpatisan PKS, agar tidak terlena dan terobsesi hanya dengan kemenangan politik semata. Tapi yang harus selalu ditambatkan di dalam benak hati adalah bagaimana mendapatkan kecintaan dan keridhaan Allah.

Terakhir, sembari membacakan Al-Qur’an surat As-Saff: 4, Habib kelahiran 17 Juli 1954 itu berpesan agar bergandengan tangan dalam saff yang teratur, beramal jama'i untuk meraih kemenangan yang hakiki.

Kemudian, dilanjutkannya, masih dalam surat As-saff di ayat ke 12 – 13, Allah menjanjikan ganjaran yang luar biasa dahsyatnya untuk hambanya yang berjuang dan berkorban dengan ikhlas.

“Oleh karena itu, atas nama keluarga besar PKS dan sebagai ketua majelis syuro, saya ingin menyampaikan apresiasi, jazakumullahu Khairan Jaza kepada seluruh kader dan simpatisan yang telah ikut berjuang, berkorban, dengan apapun yang saudara-saudara miliki”

“InsyaAllah semua itu akan bermakna besar bagi pemenangan dakwah di bumi lancang kuning ini. Dengan izin Allah, insyaAllah kita semua akan mendapatkan kemenangan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Selamat berjuang. Semoga Allah SWT menolong kita,” tutupnya. (Rilis/BangDodi)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar