Kemlu Selidiki Kabar 2 WNI Disebut Pelaku Pengeboman Gereja

JAKARTA/86 -- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia merespons pernyataan Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, yang menyebut pelaku teror bom gereja di Pulau Jolo, Filipina Selatan, adalah dua warga negara Indonesia (WNI).

" Indonesia belum dapat mengonfirmasi berita mengenai kemungkinan keterlibatan 2 WNI dalam aksi teror bom di Jolo, Filipina Selatan," demikian keterangan tertulis dari Kemlu RI, kepada Okezone, Sabtu (2/2/2019).

Hingga saat ini, Menlu RI Retno Marsudi tengah berusaha untuk berkomunikasi dengan sejumlah pihak di Filipina untuk mengonfirmasi hal tersebut. Pihak KBRI di Filipina juga masih menyelidiki kebenaran info tesebut.

" KBRI di Manila maupun KJRI di Davao City juga tengah berusaha mendapatkan konfirmasi dari berita tersebut," katanya.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Kemlu dari kepolisian Filipina, pelaku pengeboman gereja itu belum berhasil diidentifikasi.

"Informasi terakhir yang diterima dari pihak Kepolisian Nasional Filipina (PNP) dan komando militer Western Mindanao Command (Westmincom) bahwa pelaku pemboman di Jolo, sampai saat ini belum teridentifikasi identitas maupun kewarganegaraanya," katanya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano mengatakan, dua pelaku serangan bunuh diri asal Indonesia berada di balik serangan gereja Katolik di Pulau Joto.

"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano mengutip BBC Indonesia.

" Tujuan dari pasangan Indonesia ini adalah untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri," tuturnya. (okezone)


Baca Juga