KAIRO/86 --- Pernyataan Imam besar lembaga Islam terkemuka di negara Mesir, AlAzhar, yang menyebut poligami bisa menjadi "ketidakadilan bagi perempuan dan anak-anak", menuai perdebatan di negara itu.
Imam besar Al Azhar, Ahmed al-Tayeb, menyebut poligami acap kali dipraktekkan karena "pemahaman yang salah terhadap Quran". Dia membuat pernyataan tersebut dalam program televisi mingguannya dan melalui akun Twitter-nya.
Setelah menuai perdebatan, Al-Azhar mengklarifikasi bahwa sang imam tidak menyerukan pelarangan poligami.
Pengetatan praktik poligami picu polemik di Uzbekistan Nenney Shushaidah, perempuan Malaysia yang jadi penentu pernikahan poligami Cerita seorang perempuan kabur dari komunitas poligami di AS Dia menegaskan bahwa monogami adalah keharusan dan poligami adalah pengecualian.
" Siapa pun yang menyebut bahwa pernikahan harus poligami adalah salah," kata dia.
Quran, tambahnya, menyebut bahwa bagi seorang pria muslim yang memiliki banyak istri, dia "harus bisa bersikap adil dan jika tidak bisa adil maka dilarang untuk memiliki banyak istri".
Ahmed al-Tayeb juga menganjurkan pembenahan yang lebih luas dari cara masalah perempuan ditangani. "Perempuan mewakili setengah dari masyarakat. Jika kita tidak peduli pada mereka, itu seperti berjalan dengan satu kaki saja," katanya di Twitter.
Dewan Nasional Perempuan Mesir merespons positif komentarnya. "Agama Islam menghormati perempuan ia membawa keadilan dan banyak hak yang tidak ada sebelumnya," kata presiden dewan Maya Morsi. (detik.com)