PEKANBARU/86 – Satgas Ketahanan pangan DPW PKS Riau kembali menggelar penyuluhan pertanian online yang ke 2 dengan tajuk ‘Semua Bisa menanam’ melalui live streaming chanel PKS TV Riau (03/05) setiap hari Ahad jam 16.00 WIB.
Narasumber pada pelatihan online yang kedua ini menghadirkan seorang Doktor muda lulusan Tokyo Metropolitan University, yaitu Dr. Indra Purnama, M.Sc. Narasumber yang berdomisili di Kecamatan Tampan itu merupakan aktivis petani berkelanjutan sejak tahun 2011, sekaligus CEO di lembaga penelitian Indonesia Berkelanjutan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Satgas Ketahanan Pangan DPW PKS Riau Seto Hendratno saat membeberkan profil singkat narasumber. Mas Seto panggilan akrabnya, mengungkapkan bahwa Provinsi Riau harus bangga memiliki seorang Doktor muda yang punya peran untuk ketahanan pangan.
“Saya mengenal beliau (red-Doktor Indra) sudah lama, sekitar tahun 2014. Beliau tidak hanya berteori tapi sudah ada hasilnya, kita lihat dan pendampingan ke petani di Siak dan di daerah lainnya. Bahkan saat ini sudah ada lembaga yang didirikannya, sehingga PKS melihat beliau sangat cocok sebagai pembicara. Kita butuh ilmu dan masukannya, juga bisa menjadi inspirasi bagi anak muda untuk bisa mandiri pangan,” katanya.
Sementara itu, Indra Purnama saat diberi kesempatan untuk berbicara mengatakan sangat bangga dapat diberi kesempatan berbagi dengan PKS dan masyarakat Riau.
Finalis Kick Andy Heroes tahun 2014 tersebut juga mengapresiasi PKS Riau yang telah memulai gerakan ketahanan pangan. Hal tersebut sejalan dengan pemikirannya. Dari tahun 2011 yang lalu, ia bersama timnya juga sudah mulai mengkampanyekan gerakan peduli pangan.
“Saya menilai isu tentang ketahanan pangan ini dapat dijawab dan dikemas dengan baik oleh partai PKS Riau di tengah kondisi wabah Covid-19. Artinya ini bukan hanya berhubungan dengan ketahanan pangan saja, tapi juga keamanan pangan.” tuturnya.
“Saya berharap ini bisa menjadi program nasional,” harapnya lebih lanjut.
Dengan menggunakan papan tulis, pria yang juga lulusan S1 Universitas Riau itu memberikan ilustrasi pola konsumsi pangan dari masa ke masa. Dirinya menjelaskan, dahulu manusia mengkonsumsi makanan apapun dari alam baik tumbuhan, hewan maupun ikan.
“Zaman terus berkembang, lalu muncul istilah petani dan nelayan. Kemudian muncul yang namannya pasar, orang tahunya semua barang itu ada dipasar, dan mulai lupa dengan adanya hutan maupun laut sebagai sumber keanekaragaman hayati. Selain pasar ada lagi yang namannya departemen store, mall dan sebagainya,” jelasnya.
“Sehingga orang-orang semakin jauh dengan alam, semakin jauh dengan petani, semakin jauh dengan nelayan. Ditambah lagi ada yang namanya tengkulak, yang membuat harga dipetani anjlok. Disebabkan panjangnya rantai pasok menuju konsumen,” ujarnya.
Diungkapkannya, sejak 2011, ia sudah mengajak banyak pihak dan pemangku kepentingan untuk peduli alam, peduli petani, peduli nelayan. Karena ia melihat kondisi saat ini dan dari beberapa tahun yang lalu, lahan yang subur semakin terbatas, karena dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan sawit.
“Mungkin orang akan mengatakan jika tidak ada lagi petani atau nelayan maka barang bisa di impor. Saya katakan, ada masanya dimana orang-orang tidak lagi bisa mengimpor, karena negara pengekspor itu tidak lagi mau mengekspor barang-barangnya,” terangnya
“Saya berfikir hal tersebut mungkin akan terjadi 10 tahun mendatang. Tapi ternyata diawal 2020 kita kena wabah Covid-19. Nah, kita berharap, semoga wabah ini menjadi titik balik kita untuk kembali cintai alam, mencintai para pelaku di dunia agribisnis pertanian,” sambungnya.
Ia bersyukur partai PKS menindaklanjuti dengan baik, membuat sebuah program ketahanan pangan sehingga mendorong lebih banyak masyarakat ambil andil untuk kembali ke alam, kembali menanam kembali mencintai hal-hal yang berhubungan dengan dunia pertanian ataupun kelautan.(BangDodi)