Biadab! Kakek 70 Tahun Cabuli Tiga Bocah dan Ajari Korban Merokok

Selasa, 19 Maret 2019

Ilustrasi

SUMEDANG/86 --- Tiga bocah perempuan di Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, diduga menjadi korban pencabulan oleh seorang kakek 70 tahun yang merupakan tetangga korban.

Ketiga bocah perempuan itu sebut saja Bunga (9), Mawar (8) dan Melati (8) ini diduga menjadi korban napsu bejat pelaku, AW (70) yang tinggal bersebelahan dengan rumah salah seorang korban.

Terbongkarnya kelakuan bejat AW berawal dari dua korban ketahuan merokok oleh teman-teman sekolahnya.

Hal tersebut disampaikan salah seorang keluarga korban, Magih (40), ketika dihubungi Tribun Jabar via telepon, Senin (18/3/2019).

"Awal ketahuannya itu dari permasalahan rokok jadi waktu korban merokok, teman-temannya yang lain mergokin," ujar Magih.

Magih melanjutkan, oleh teman-temannya yang memergoki korban merokok, korban dilaporkan pada guru di sekolah. Guru pun memanggil ketiga korban untuk dimintai keterangan. Dari penggalian informasi yang dilakukan para guru di sekolah, korban mengakui diberi rokok oleh AW.

"Korban mengakui dikasih dan diajari merokok oleh pelaku. Korban pun mengaku suka diraba-raba oleh pelaku," ujar Magih.

Tak hanya sampai situ, Magih mengatakan, pengakuan para korban semakin membuat guru-guru miris.

Dimana, korban juga mengaku pelaku sering menyentuh bagian pribadinya dengan iming-iming akan diberi uang oleh pelaku.

"Setelah itu, pihak sekolah datang dan mengkonfirmasi ke orangtua ketiga korban itu, termasuk ke saudara saya," ujar Magih.


Informasi dari pihak sekolah, lanjutnya, mengagetkan keluarga. Keluarga korban tak menyangka anak mereka menjadi korban pelecehan tetangga mereka sendiri.


"Sekarang kami sudah melaporkannya ke pihak kepolisian, anak-anak juga sudah divisum," ujarnya.


Pihak keluarga membuat laporan ke polisi pada 4 Maret 2019 lalu setelah pelaku mengakui perbuatannya. Pihak keluarga sendiri enggan menyebut waktu persis kejadian pelecehan tersebut terjadi, namun diduga, peristiwa nahas tersebut terjadi sebelum bulan Maret 2019.


"Yang pasti bukan hanya sekali terjadi," ujar Magih. (tribunnews)