Dantes Sianipar bersama gajah satwa yang dilindungi, kini bermukim di hutan SM Balai Raja.
DURI/86 - Hewan dan tumbuhan dilindung yang berada di Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja, terancam habitatnya apabila pembangunan Jalan lingkar Barat Duri membelah kawasan hutan tersebut. Pasalnya, ada ekosistem hutan, seperti gajah yang bermukim di dalam hutan dekat komplek perumahan Talang CPI yang harus diperhatikan.
Setidaknya perlu upaya nyata memberikan tempat yang nyaman bagi gajah Cs agar tidak terkena dampak dari pembangunan jalan alternatif tersebut.
" Pembangunan jalan lingkar Barat Duri, karena kondisi jalan Hangtuah sudah tidak layak dilewati kendaraan berat. Disamping itu dengan dibangunnya jalan lingkar akan mengurangi angka kecelakaan dan kematian di jalan Hangtuah," ujar Ketua Komunitas Selamatkan Satwa Gajah dan Lingkungan, Dantes Sianipar, Senin (2/12).
Walau begitu, Dantes berharap proses pembangunan jalan lingkar itu tetap harus ramah satwa dan hutan SM Balai Raja yang saat ini luasnya tinggal sekitar 200 hektar dari 18 ribu sesuai SK Menteri Kehutanan. " Harapan kita jalan lingkar menggunakan alternatif lain di luar SM yang masih tersisa sehingga tidak memotong habitat flora dan fauna di hutan tersebut," paparnya.
Teramat disesalkan oleh pihak Komunitas Selamatkan Satwa Gajah dan Lingkungan tidak dilibatkan dalam pembicaraan oleh pihak terkait di proyek tersebut. " Karena pekerjaan jalan lingkar ini bersinggungan dengan habitat hutan, maka kami harusnya diajak serta. Sehingga ada juga masukan dari komunitas. Ini bukan soal proyek saja tapi berhubungan dengan ekosistem sistim hutan," papar Dantes.
Maka dari itulah, Dantes mencoba mengkonsultasikan permasalahan jalan lingkar Barat Duri dan hutan SM Balai Raja tersebut ke LAMR Mandau agar tindak lanjuti dengan arif dan bijaksana. " Datuk Haji Revolaysa dan Haji Arwan Mahidin sudah kita sampaikan permasalahan ini supaya didapat titik temunya, proyek jalan lingkar tetap jalan tapi hutan tidak rusak atau dibelah jalan," imbuhnya
Terkait hal yang disampaikan Dantes Sianipar, Ketua LAMR Mandau, Datuk Haji Revolaysa membenarkan pihaknya sudah menerima kunjungan Dantes Sianipar yang menyampaikan banyak hal tentang kondisi SM Balai Raja.
"Akan kami pelajari dulu seperti apa masalah jalan lingkar Barat Duri ini. Apakah nantinya jalan ini membelah hutan SM yang sisa sedikit itu atau ada jalan alternatif lain," ujar Revolaysa.
Tapi pada prinsipnya pembangunan jalan apapun itu, tidak boleh menganggu habibat flora dan fauna serta satwa yang dilindungi di dalamnya. Jangan sampai nanti gajah tidak punya tempat tinggal, masuk ke perumahan warga yang sangat dekat juga dengan pusat kota Duri.
“Dan sumber makan gajah khususnya akan habis apabila hutan yang tinggal sedikit itu diganggu. Gajah sangat terancam apabila hutan akhirnya dibelah untuk buat jalan. Dimana mereka mau tinggal," pungkasnya. (BangYose)