9 Santriwati Dipukuli Guru karena Tak Mengaji

Ilustrasi

TASIKMALAYA/86 --- Kekerasan kembali mencoreng dunia pendidikan di tanah air. Kali ini menimpa sembilan santri perempuan pondok pesantren di kawasan Gunung Tanjung, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Mereka merupakan santriwati dari Cianjur, Bandung, Karawang dan Tasikmalaya yang tengah menempuh pendidikan akhir di pesantren. Para korban baru saja menyeleaikan ujian nasional berbasis komputer di pendidikan formal (SMA).

Penganiayaan yang diduga dilakukan oknum guru ngaji sekaligus keamanan pondok pesantren ini terjadi kamis (10/4/19). Sembilan santriwati dipukuli dengan kayu pada bagian betis dan paha.

Hukuman diberikan oleh oknum guru ngaji laki laki. Korban dipukuli karena absen mengaji. Satu kali absen mengaji, korban dipukul tiga kali bagian betis dan paha. Bahkan salah seorang santriwati mengaku dipukul lima puluh tujuh kali setelah absen sembilan belas kali.

" Gara gara absen mengaji, satu kali dipukul tiga kali. Bahkan ada yg dipukul sampai 57 kali katena absen 19 kali ngaji," ujar Ato Rinanto, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya.

Ato menerima laporan dari empat orangtua santriwati. Sabtu (20/4/19). Selain lebam di bagian kaki, seluruh korban tidak bisa jalan empat hari hingga alami pecah pembuluh darah. Usai dipukuli, para santriwati tidak diizinkan menghubungi keluarga. Mereka bahkan diperingati untuk tidak melapor pada orang tua.

" Keluarga baru mengetahui anaknya jadi korban penganiyayaan pasca pulang saat pemungutan suara pemilu 2019," ujar Ato.

Imas Sudiawati, orangtua santriwati Nadia, mengaku baru mengetahui anaknya dianiaya saat pulang untuk pencoblosan pemilu. "Awalnya nangis ajah pas pulang. Anak saya jalannya kayak entog, astagfirulloh saya sakit hati ajah karena anak saya suruh dididik malah disiksa," ujar Imas.

Sementara itu, berdasarkan pengakuan Kurnia, salahsatu santriwati yang dianiaya, ia absen mengaji karena kelelahan usai ujian atau kegiatan ekstra kurikuler di sekolah umum.

"Saya enggak ngaji gara-gara kecapean ujian sama giat ekstra kulikuler," ujar Kurnia.

Hingga saat ini, pihak pesantren belum bisa dikonfirmasi karena pimpinan ponpes tengah menjalankan ibadah umroh. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar