KJFD FISIP UNRI: Menggelung Lansekap Estuari dan Khazanah Terpendam

Kelompok Fungsional Jabatan Dosen (KFJD) FISIP UNRI. (F: dok.fisipunri)

PEMADUAN visi dan bekal orientasi kepada sejumlah penggiat lapangan (periset dan enumerator) meliputi Dosen dan Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Jabatan Fungsional Dosen (KJFD) Masyarakat dan Kebudayaan Aquatik, berlangsung di ruang kerja Ketua Senat FISIP UNRI, 31 Juli 2023.

KJFD ini menumpukan perhatian pada telaah dan kajian progresif terhadap lansekap mangrove estuary di desa Pangkalan Jambi Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis. Riset dan pengabdian pada masyarakat ini bersumber dari pendanaan rutin Fakultas bekerjasama dengan Pemkab Bengkalis.

Riset berlangsung selama satu bulan penuh, dan diselingi moda pengabdian dalam rengkuhan tri dharma, diterajui oleh Ketua KJFD Prof. Yusmar Yusuf.  Riset diketuai oleh Drs. Syafrizal, M.Si, bersama tim Dra. Risdayati, Teguh Widodo, S.Sos, M.Si, Resdati, S.Sos, M.Si. Isu degradasi lingkungan pesisir, ketahanan nasional dan mitigasi kebencanaan menjadi sudut kajian dalam model respons sosial baik secara fungsional maupun struktural.

Kajian strategis model partisipatoris level individu, kelembagaan dan jejaring kolaboratif, menjadi  segi capaian yang diusung dalam penelitian ini. Semua dudukan telaah ini ditatap dari kaidah simulasi kesadaran stoic (lokal Melayu) yang tak mengheboh ruang ekosistem mangrove melalui serangkaian bentuk perilaku polutif, baik berbasis alasan destinasi wisata, yang sarat menghadirkan faktor kejut [shock factors] lingkungan yang mendorong semacam mode simulasi degradasi lingkungan (apakah polusi bunyi, cahaya) maupun perbuatan-perbuatan superfisial dan artifisial dalam gelungan motto besar “menggerakkan ekonomi masyarakat”, “daya ungkit ekonomi desa” atau pun “destinasi wisata” lokal. Semua label-label ini sejatinya bagian dari pendekatan ekonomi ekstraktif, dan yang sedang mengharu-birukan kenyataan sosial dan realitas lingkungan bumi saat ini.

Lansekap dan ekosistem mangrove, hendak dilihat sebagai bentang sunyi, dalam kerangka membangun kearifan, pusat healing, ruang-ruang riyadhah dalam penyatuan dengan ”sesuatu yang lain” dan “Kelainan” yang disebut bagian dari degub sasmita ketuhanan. Model operasi KJFD ini paling tidak menjadi pilot tindakan riset yang melibatkan sejumlah mahasiswa yang punya minat khusus tentang ekosistem mangrove estuary. Mahasiswa didorong untuk menyelesikan skripsi [kajian akhir studi] dalam tema dan topik yang berkaitan dengan tema besar riset yang digenggam oleh Drs. Syafrizal ini. Atau bias dalam bentuk turunan tema, derivasi judul dan topik yang dilihat dari beragam perspektif teori social dan pembangunan. Mahasiswa yang dilibatkan pada fase ini adalah mahasiswa program S-1 [Sarjana], antara lain Bagus dan Aimoko Silalahi dan kawan-kawan.

Di sini , dalam riset ini, fungsi pendekatan sistemik stoic local itu hendak dibongkar dan dihidang melalui rentang majelis matrik sosial yang lebih mengedepankan kekuatan sisi membela dan merawat lingkungan sebagaimana terpaut pada “akal pertama” ekosistem ini [mangrove estuary]. Telaah mitigasi kebencanaan diikat dengan kehendak besar dengan tema wawasan nasional, karena posisi desa ini berada pada lay-out kedua dari bentang pantai timur Sumatera yang berdepan dengan superhighway dunia bernama selat Melaka. Degradasi lingkungan estuary dan lansekap ekosistem yang menyelimutinya menjadi pangkal berkah dan kutukan “yang terberikan” jika didiamkan dari kehendak-kehendak plastis yang tengah menimpa masyarakat dan negara saat ini [baik kebijakan maupun kehendak politik].

KJFD Fisip Unri ini berazam menumpukan kajian–kajian ilmiah dalam bentuk riset dan bimbingan teknis yang meyentuh masyarakat dengan menggerakkan vitalitas social yang tinggi, di samping melakukan serangkaian diskusi rutin dan berkala mengenai tema besar masyarakat dan kebudayaan aquatika.

Komitmen pimpinan Fisip Unri yang menjembatani moda kerja operatif dalam kerangka kolaboratif dengan pihak Pemerintah Daerah Bengkalis, pada akhir-akhir ini semacam mengamali massifikasi kerja riset dan pengabdian yang langsung menyentuh masyarakat pedesaan di kabupaten yang tengah melangsungkan serangkaian kegiataan sempena Hari Jadi Bengkalis yang ke 511 tahun.

Pengabdian dan bimbingan teknis, bertajuk “Resiliensi Usaha Makanan Olahan Berbasis Lansekap Mangrove”. Desa ini berada di jalur jalan lintas pesisir timur Sumatera yang begitu ramai dan bergemuruh, memerlukan pola prilaku anteseden terhadap peluang ekonomi transit dan ekonomi berbasis pada masyarakat yang bergerak sepanjang waktu. Di sini, makanan olahan dan pusat souvenir lokal berbasis bahan baku mangrove dan ekosistemnya menjadi satu respons taktis-strategis.

Model pengabdian ini didukung dengan riset social yang menumpukan perhatiannya dalam topik besar “ Mangrove Estuari, Sirkulasi pembelajaran Habitat dan Mitigasi Kebencanaan Estuari Pesisir Berbasis Kearifan Lokal [Telaah Analitis Stoik Berbasis Kebudayaan Melayu dalam Menanggapi Ruang dan Kebencanaan Estuari Pesisir]”.

Manajer lapangan riset dipercayakan kepada Resdati S.Sos, M.Si, sementara manajer pengabdian pada masyarakat diterajui langsung oleh dosen senior jurusan Sosiologi yang telah memiliki asam garam yang kaya dalam kerja-kerja inklusi social, Dra. Risdayati, M.Si. Manajer diskusi berkala bulanan dari KJFD ini langsung dikomandani Teguh Widodo, S.Sos, M.Si.

Hasil keputusan rapat siang ini, turun lapangan akan dilaksanakan pada 4 Agustus sampai 7 Agustus untuk menggempitakan dua kegiatan; riset dan pengabdian dalam gelungan tri dharma Perguruan Tinggi. Selama di lapangan, tim akan lebih banyak bermastautin di kompleks pertamina RU II, satuan kerja Sei. Pakning. Di sini, bisa diselingi dengan diskusi-diskusi pasca lapangan dan kegiatan yang menggerakkan tubuh dan program healing bersama. (*)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar