Miris, Sekeluarga Ini Hidup di Tengah Barang Rongsok

Istimewa

PURWOREJO/86 --- Pemprov Jateng sedang sibuk merencanakan acara Apel Kebangsaan di Semarang lusa dengan biaya Rp 18 miliar. Sedangkan tak jauh dari Semarang, ada sekeluarga yang terpaksa hidup di tengah barang-barang rongsok karena kemiskinan.

Wajah Sutarman (62) warga Dusun Tawangrejo, Desa Keseneng, Kecamatan Purworejo tampak letih saat detikcom berkunjung ke rumahnya yang hanya terbuat dari anyaman bambu.

Rumah berukuran 2,5 X 6 meter itu tampak kumuh dan bau karena berbagai barang rongsok menggunung di halaman maupun dalam bilik tersebut.

Di tempat itu, Sutarman hidup bersama istrinya Sutiyem (63) dan kedua anaknya Linda Permaisuri (18) serta Handoko Prabowo (14).

Untuk bertahan hidup, keluarga itu harus mengais barang-barang bekas di jalanan dan dijualnya kembali kepada pengepul rongsok.

" Dulu anak saya enam, tapi sekarang tinggal dua karena yang lain sudah meninggal. Setiap hari kami ya harus cari rongsok untuk dijual biar dapat uang untuk hidup," kata Sutarman di rumahnya, Jumat (15/3/2019).

Karena ruangan yang terlalu sempit penuh dengan rongsokan, Sutarman pun terpaksa tidur di luar rumah bersama tumpukan barang rongsok lain tanpa atap. Karena tidak punya dapur, keluarga Sutarman memasak di samping rumah hanya dengan tungku seadanya.

Untuk mengais rongsokan, keluarga itu berbagi tugas. Sutarman berangkat bekerja dari pagi hingga siang atau sore, selanjutnya sang istri meneruskannya hingga larut malam.

Bahkan, Linda anak pertamanya pun harus ikut menemani ibunya sepulang sekolah untuk menelusuri jalanan di Purworejo demi mendapatkan barang bekas. Keluarga tinggal bersama timbunan barang rongsok di Purworejo.

"Keliling Purworejo cari kardus, botol, plastik dan lain-lain. Kalau saya biasanya berangkat pagi terus siang nanti gantian istri saya yang cari rongsok sama Linda sampai malam kadang dini hari. Biar bisa sambil belajar, Linda juga bawa buku pelajaran untuk belajar di jalan," imbuhnya.

Kedua anak Sutarman sendiri masih duduk di bangku kelas 1 SMK dan 2 SMP. Dengan penghasilan yang tak tentu, demi mencukupi kebutuhan sehari-hari saja masih sangat kurang apalagi untuk biaya sekolah.

Bersyukur, anak-anaknya mendapatkan beasiswa sehingga masih bisa sekolah dan sedikit mengurangi beban hidup. Keluarga tinggal bersama timbunan barang rongsok di Purworejo.

Meski hidup dalam keterbatasan, namun hal tersebut tak memutuskan niat kedua anak Sutarman yang bercita-cita ingin menjadi TNI dan dokter.

"Cita-cita saya pingin jadi tentara, kalau Mbak Linda bilangnya pingin jadi dokter," ucap Prabowo.

Sementara itu, Samini (53) yang merupakan tetangga Sutarman merasa iba dan sering memberikan bantuan semampunya. Pihak pemerintah desa juga telah memberikan bantuan berupa beras sejahtera (rastra).

" Ya tetangga sini sering kasih bantuan entah itu makanan atau apa ya semampunya, soalnya kasihan. Pihak pemerintah desa juga sudah bantu rastra," katanya. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar