Menderita Sakit Komplikasi, Ngatiyah Tinggal di Rumah yang Reyot

Istimewa

SEMARANG/86 --- Seorang wanita penderita sakit komplikasi bernama Ngatiyah (50) tinggal di rumahnya yang rusak parah berdua dengan anak semata wayangnya, Slamet (16). Bagaimana kondisi keduanya?

" Kalau kata rumah sakit, ibu sakit komplikasi, ada jantung, ada liver dan juga pengeroposan tulang. Namun semoga saja tidak, semoga ibu tidak sakit seperti itu," ucap Slamet saat dikunjung di rumahnya, RT 4 RW 9, Dusun Mranak, Desa Wonorejo, Kabupaten Semarang, Sabtu (16/03/2019).

Semenjak ayahnya meninggal dunia, sekitar 13 tahun silam, Slamet hidup berdua bersama ibunya, Ngatiyah. Slamet sempat bersekolah sampai kelas 3 SD, tetapi ia tak melanjutkan lantaran keadaan ekonomi yang menjauhkannya dari bangku sekolah.

"Ya kalau ada kesempatan mau melanjutkan sekolah. Kejar paket juga mau yang penting bisa membaca dan menulis, biar kalau mengantar ibu ke rumah sakit bisa tahu baca surat dari dokter," ungkap Slamet yang diiringi senyum kecil.

Di rumah kayu yang beberapa dindingnya sudah menganga itu, setiap hari Slamet merawat Ngatiyah. Bahkan, lubang yang paling besar besarnya sekitar itu sekitar 30 cm dan tinggi 50 cm, ada di dinding kamar Slamet.

"Ya dingin kalau malam, tetapi mau bagaimana lagi, sudah begini saja dijalani, ya semoga ada jalan untuk lebih baik," ujar Slamet.

Ngatiyah untuk sementara harus dirawat di rumah. Slamet bercerita, atas perintah rumah sakit, seusai menjalani penyedotan cairan di perutnya, Ngatiyah hanya diwajibkan kontrol rutin setiap hari Selasa.

" Kalau berangkat kontrol ada yang mengantar dari komunitas Gerakan Peduli Sosial Pringapus. Ya kalau saya berharap ibu dirawat di rumah sakit pusat Karyadi, karena dokter pernah bilang begitu, kalau belum ada perkembangan ibu harus dibawa ke sana, saya ingin ibu segera sembuh, semoga ada jalan untuk ibu ke sana" ujar Slamet.

"Kemarin sebelum disedot besar sekali perut ibu saya, sekarang sudah agak kempes. Saya mau ibu sembuh," imbuhnya.

Kepala Dusun Mranak, Suhadi, menambahkan aparat desa setempat sudah berupaya optimal membantu Slamet dalam merawat Ngatiyah. Bahkan pihaknya bersama warga secara bergantian memantau perkembangan kesehatan Ngatiyah.

"Bu Ngatiyah ini sudah dapat KIS, jadi kalau berobat gratis. Kami pasrahkan ke Rumah Sakit umum Daerah Ambarawa karena yang paham soal itu kan ya tim dokter. Tugas kami membantu mengawal, itu ikhtiar kami," ujar Suhadi.

Ia menambahkan soal tempat tinggal Slamet dan Ngatiyah, pihaknya belum bisa memastikan status hak kepemilikan rumah dan tanah itu. Sebab Ngatiyah dalam kondisi sekarang, belum bisa diajak berkomunikasi mengenai hal itu, sedangkan Slamet juga tidak memahami sejarah rumah itu.

"Ya intinya bisa menempati tanah ini, soal kepemilikan memang ini masih belum jelas karena ini tanah keluarga Bu Ngatiyah. Soal hak waris dan kepemilikan, saya belum tahu pastinya. Yang jelas, untuk sementara ini tidak ada sengketa atas kepemilikan, tetapi ke depan jauh lebih baik, jika secara hukum tempat ini memiliki kejelasan," tandas Suhadi. (detik.com)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar