CIANJUR/86 --  Kisah keluarga Bakri (72) yang masak makanan basi hasil memulung cukup menyedot perhatian. Belakangan diketahui jika keluarga tersebut pernah mengalami gangguan kejiwaan dan dirawat di Panti Sosial Aura Welas Asih.

Pengelola Panti Sosial Aura Welas Asih, Deni Solang mengatakan keluarga tersebut sempat dirawat di tempatnya selama tiga bulan pada Desember 2018 hingga Februari 2019.

"Ada relawan dan pemerintahan desa yang mengantar ke panti, katanya keluarga Pak Bakri akan dititip sementara karena rumahnya akan direnovasi," kata Deni.

Selama dirawat di panti, kondisi keluarga Bakri dinilai semakin membaik. Bahkan anak Bakri, Jujun, sempat disekolahkan di SLB daerah Palabuhanratu. "Jujun kita sekolahkan, tiap hari antar jemput oleh petugas panti. Namun akhirnya mereka harus pulang ke Cianjur karena kurangnya syarat mereka untuk dirawat di panti kami," ucapnya.

Kini keluarga Bakri telah kembali ke rumahnya di Cianjur. Rumah mereka dijanjikan akan diperbaiki oleh Dandim Cianjur.

Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman menyebut jika Bakri sebenarnya bukan warga miskin. Bakri memiliki warisan cukup dari orang tuanya. Hanya saja pola hidup yang membuat Bakri masak makanan basi dari hasil memulung.

Herman juga mengapresiasi informasi yang diberikan warga soal keluarga Bakri. Menurutnya hal itu adalah informasi yang berharga.

"  Pola asal bapak senang sudah tidak berlaku bagi saya, informasi-informasi yang tersampaikan melalui media justru menjadi pemicu kami untuk mengetahui kondisi Cianjur. Tentu saya mengapresiasi temuan soal keluarga Bakri," kata Herman.

Herman juga mengapresiasi aksi dari kepolisian dan TNI yang hadir membantu keluarga Bakri. "Kita bukan berarti diam saja, saya langsung perintahkan petugas untuk mengecek langsung dan membahas solusi apa yang secepatnya bisa diberikan kepada keluarga tersebut. Gerakan Pak Dandim yang langsung ke lokasi dan membangun rumah tentu kita apresiasi, ini menjadi catatan kami ke depan," ujar Herman. (detik.com)

Sumber : detik.com /  Editor : Mas Min