Mahyudin Sebut Indonesia Krisis Tokoh Bangsa yang Memberi Tuntunan
JAKARTA/86 --- Wakil Ketua MPR Mahyudin menganggap bahwa Indonesia mengalami krisis tokoh bangsa yang bisa memberi tuntunan.
Menurutnya, bangsa Indonesia mempunyai banyak tokoh tapi tidak bisa menjadi contoh atau teladan. Dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR di depan Forum RT Kelurahan Tanah Grogot, Kecamatan Tanah Grogot, Kalimantan Timur, Selasa (12/3), Mahyudin juga mengatakan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan tokoh panutan yang memberi tuntunan.
Sedangkan tuntunan diperoleh dari tontonan atau proses meniru. " Hari ini kita tidak lagi memiliki figur-figur yang bisa menjadi panutan dan memberi tuntunan dalam berbangsa dan bernegara. Sekarang kita juga banyak tokoh, tapi tidak menjadi panutan dan memberi tuntunan," kata Mahyudin dalam keterangan tertulis, Selasa (12/3/2019).
Ia juga menyebut Indonesia tidak punya lagi tokoh seperti Bung Karno atau Bung Hatta dan para pendiri bangsa lainnya.
Menurutnya, ketiadaan tokoh-tokoh seperti itu membuat Indonesia mengalami krisis tokoh bangsa yang menjadi panutan dan memberi tuntunan.
" Bung Karno membakar nasionalisme rakyat. Banyak orang pada waktu itu kagum dengan pidato-pidato Bung Karno. Kita tidak punya lagi tokoh seperti Bung Karno. Kita rindu pada figur Bung Karno dan tokoh pendiri bangsa lainnya," tutur Mahyudin.
Tokoh seperti pimpinan lembaga negara, lanjutnya, justru tersangkut kasus hukum seperti korupsi. Contohnya Ketua DPR, Ketua DPD, dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) terjerat kasus korupsi. Belum lagi banyak menteri, gubernur, bupati, dan anggota legislatif terjerat kasus korupsi.
"Tokoh para pejabat kita banyak tersangkut kasus korupsi. Ini masalah kita," tegasnya.
Mahyudin menambahkan krisis tokoh bangsa ini membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap tokoh-tokoh publik sekarang. Hal ini bisa dilihat dari partisipasi politik dalam pemilukada yang hanya berkisar 60%.
"Karena masyarakat tidak percaya. Jangan-jangan mereka beranggapan hanya memilih calon koruptor saja," ucapnya.
Krisis ketiadaan tokoh bangsa ini masih ditambah dengan kemajuan teknologi informasi. Menurut Mahyudin, mereka bisa mencaci-maki dan beranggapan bahwa tokoh berlindung di balik teknologi informasi.
"Orang bisa memaki lewat Twitter, Instagram, Facebook, WhatsApp. Individualistik makin kuat," jelasnya.
Untuk itu, Mahyudin mengajak peserta sosialisasi untuk menjaga jati diri bangsa melalui Sosialisasi Empat Pilar. "Inilah pentingnya Sosialisasi Empat Pilar MPR. Empat Pilar adalah pemersatu bangsa. Karena itu penting sekali penerapan Empat Pilar ini untuk mempertahankan jati diri bangsa," pungkasnya. (detik.com)
Tulis Komentar