Zulham Tewas Ditabrak Maling Motor di Pintu II USU, Inilah Curahan Hati Pilu Sang Adik

Istimewa

MEDAN/86 --- Zulham Basalama (57) seorang loper koran yang telah puluhan tahun menjajakkan koran di Kampus Universitas Sumatera Utara (USU), tewas, Sabtu (13/4/2019).

Zulham Basalama meregang nyawa seusai ditabrak pengemudi mobil berjenis sedan warna hijau nopol BK 1613 BM di Pintu II USU. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Saat itu, ada maling sepeda motor jenis Yamaha R15 dari Kampus Teknik USU.

Pelaku diperkirakan sekitar lima orang. Setelah kepergok dan mencampakkan sepeda motor yang hendak dicuri. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil, lalu kabur dengan melawan arus jalan.

Warga melihat kondisi mobil milik pelaku pencuri yang ringsek yang seusai menabrak pohon dan seorang loper koran di kawasan kampus USU, Medan, Sabtu (13/4/2019).

Dalam kecelakaan tersebut seorang pengendara sepeda Zul meninggal dunia, dan empat dari lima orang pelaku berhasil ditangkap.

Dalam usaha mereka kabur, mereka menabrak pohon dan Zulham Basalama yang sedang naik sepeda. Zulham Basalama pun dilarikan ke RS USU untuk mendapatkan perawatan, namun akhirnya tak bisa diselamatkan.

Adik kandung korban, Saiful Basalama yang ditemui di rumah duka Jalan HM Said Gang Kacung No 48, Kelurahan Sidorame Barat, Kecamatan Medan Perjuangan, mengaku tahu abangnya ditabrak dari salah seorang agen koran. 

Warga melihat kondisi mobil milik pelaku pencuri yang ringsek yang seusai menabrak pohon dan seorang loper koran di kawasan kampus USU, Medan, Sabtu (13/4/2019).

Dalam kecelakaan tersebut seorang pengendara sepeda Zul meninggal dunia, dan empat dari lima orang pelaku berhasil ditangkap.

"Om saya dengar Bang Zul tabrakan di USU dan dalam kondisi kritis," ucap Saiful seusai sang abang dikebumikan di Pemakaman Umum di Jalan Sutomo.

" Saya langsung ke sana dan pas lihat dia (Zul) sudah nggak sadar lagi. Dia posisi sudah di IGD dan coba diberi oksigen.  Pas saya ajak cakap, menetes air matanya. Saya lap matanya," ungkap Saiful dengan nada lirih menangis. Saiful mengaku tidak menyangka hidup abangnya berakhir tragis.

" Nggak nyangka bakal seperti ini. Karena pas pagi pakai celana cokelat kemeja cokelat tangan panjang. Itu kemeja yang jarang dia pakai," ujar pria yang berprofesi sebagai sekuriti ini.

Zul mengatakan selama ini abangnya bekerja walaupun fisiknya punya keterbatasan. Saiful mengatakan bahwa tangan abangnya itu pernah tiga kali patah. "Tangannya pernah patah tiga kali. Jatuh dari loteng, jatuh naik sepeda dan dari restock," katanya.

Saiful menceritakan bahwa Zul merupakan sosok abang yang sangat baik. Karena Zul termasuk tulang punggung keluarga.

Warga melihat kondisi mobil milik pelaku pencuri yang ringsek yang seusai menabrak pohon dan seorang loper koran di kawasan kampus USU, Medan, Sabtu (13/4/2019).

Dalam kecelakaan tersebut seorang pengendara sepeda Zul meninggal dunia, dan empat dari lima orang pelaku berhasil ditangkap.

Dia baik terhadap anak-anak dan dia yang membiayai kebutuhan semua. Mulai dari memenuhi kebutuhan jajan anak-anak sampai uang belanja harian. Biasanya sebelum pulang kerumah, dia suka mampir salat ashar di Masjid Bakti Jalan Mongonsidi.

"Dia yang membiayai keluarga. Uang jajan anak saya dia yang kasih tiap hari. Untuk anak saya yang kuliah dia kasih Rp 20 ribu dan yang SMA Rp 10 ribu tiap hari. Itu belum lagi uang untuk belanja. Terus terang saya semenjak nggak ada dia ini nanti bakal bingung. Karena di rumah ini, dia tulang punggung kami. Dia nggak pernah ngeluh walaupun naik sepeda bekerja," bebernya.

Saiful kadang merasa heran karena uang dari hasil bekerja yang hasilkan oleh Zul sangat banyak. Bahkan sanggup menutupi kebutuhan keluarga dan untuk membayar utang.

Warga melihat kondisi mobil milik pelaku pencuri yang ringsek yang seusai menabrak pohon dan seorang loper koran di kawasan kampus USU, Medan, Sabtu (13/4/2019).

Dalam kecelakaan tersebut seorang pengendara sepeda Zul meninggal dunia, dan empat dari lima orang pelaku berhasil ditangkap.

" Dia memang hanya jual koran. Tapi pengeluaran dan pendapatan nggak sesuai, banyak sekali uang yang didapatkannya dari berjualan koran. Tapi itulah mungkin kebesaran Allah," urai Saiful.

Saiful menjelaskan bahwa Zul telah menjadi loper koran dari tahun 1981 atau sekitar 38 tahun. Kalau hari Minggu dia capek, jadi selalu di antar menggunakan sepeda motor dan tinggal mengantarkan ke rumah-rumah langganan.

Pada hari biasa, Saiful selalu ambil koran dari Jakarta di Jalan Riau. Lalu mengantarkannya ke USU agar dibagi-bagikan ke Kantor di USU.

"Saya pernah bilang, Zul jangan naik sepeda lagi. Tapi nggak usah katanya, biar aku naik sepeda saja. Sepedanya itu merupakan sepeda kesayangan dan ditaruh di kamar, nggak boleh di luar. Sepeda itu dia beli menggunakan hasil jerih payahnya dari masa awal merintis menjadi loper koran," ucapnya.

"Dulu dia kan pakai sepeda mini. Karena koran banyak jadi dia beli sepeda ontel dari penghasilan jual koran. Makanya orang USU kenal semua sama dia. Karena dulu langganan kita banyak bisa sampai 80-an. Tapi tiap hari selalu habis. Karena langganan Kantor di USU sudah ada, jadi tinggal antar saja," terangnya.

Saiful mengaku sosok abangnya ini merupakan sosok yang tidak pernah mengeluh walaupun menempuh jarak jauh untuk bekerja setiap harinya. Dia biasa berangkat pukul 08.00 WIB dan pulang pukul 18.00 WIB.

Terkadang, walaupun dalam kondisi hujan deras dan di daerah USU banjir, Zul tetap antarkan koran tetap waktu. Soal apakah usaha korannya bakal diteruskan atau tidak. Saiful mengaku bahwa dirinya bakal meneruskan usaha loper koran abangnya tersebut.

"Mungkin nanti saya selanjutnya yang bakal jadi koran gantikan abang saya," kata Saiful yang memiliki tiga orang anak tersebut.

Masih kata Saiful, Zul semasa hidup adalah tulang punggung keluarga. Dulunya dia kuat merokok. Terus Saiful menyarankan Zul untuk berhenti untuk kebaikan dan kesehatan badan Zul.

"Waktu itu saya marah. Kubilang berhentilah merokok karena kita banyak utang di bank. Aku ada sakit jantung,  terus dia takut dan berhenti. Sudah ada sekitar dua tahun dia berhenti merokok. Makanya sekarang untuk alihkan agar nggak merokok dia suka jajan," ucap Saiful dengan mata berkaca-kaca.

"Dia sama saya dan anak-anak saya sayang kali. Apa saja yang saya minta selalu dikasihnya. Dia nggak pernah bilang nggak ada uang. Saya harap jenazah bisa diterima disisi Allah SWT. Untuk pelaku saya serahkan kepada yang berwajib. Toh dia (Zul) sudah meninggal, apa yang mau diributi. Mungkin memang itu sudah jalan dia. Saya serahkan sama hukum," pungkas Saiful.

Terpisah, Kanit Reskrim, Iptu Philip A Purba yang dikonfirmasi mengatakan kasus ini masih dalam penyelidikan.

"Benar di USU ada maling. Saat ini petugas masih di TKP. Pelaku masih di RS Bhayangkara," kata Philip.

" Mohon sabar ya karena kita masih penyelidikan," tutup Philip. (tribunnews)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar