Pengejaran KKB Papua

TNI Tewaskan 1 Orang Anggota KKB Papua

Istimewa

PAPUA/86 --- Personel TNI terlibat baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata ( KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (15/4/2019) siang. Dalam aksi tersebut, pihak Kodam XVII Cenderawasih mengklaim melumpuhkan satu anggota KKB.

"Jadi kemarin sekitar jam 12.45 WIT anggota mendengar suara beberapa kali tembakan dari arah timur pos yang ada di Distrik Mugi dan prajurit melakukan penebalan," ujar Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (16/4/2019).

Kemudian, pada pukul 12.50 WIT, sambungnya, petugas di Pos Mugi berhasil masuk ke frekuensi radio KKB Egianus Kogoya. Dari pantauan tersebut, terdengar suara gaduh dan kemudian ada teriakan "kita harus memaksa TNI/Polri keluar dari Nduga atau tidak kita boikot Pemilu".

"Tidak lama kemudian, dari arah timur pos tersebut terlihat sekelompok KKSB, kurang lebih 10 orang, mereka ada di balik jurang dengan jarak sekitar 400 meter dari pos," kata Aidi.

Mereka terlihat seperti menari-nari dan berteriak bahwa TNI harus segera meninggalkan Nduga. Dari 10 orang tersebut, TNI memantau ada tiga sampai empat orang yang membawa senjata laras panjang, sisanya membawa panah dan tombak.

"Tapi, kita tidak memberikan reaksi apa-apa. Kemudian mereka melepaskan tembakan ke arah pos, karena kita sudah siap, anggota kita membidik mereka dan kita pastikan satu orang tertembak dan kita pastikan satu orang tewas," cetus dia.

Dengan tembakan tersebut, KKB terlihat terpencar dan sempat membawa jenazah. Petugas TNI tidak melakukan pengejaran karena anggota KKB ada dibalik jurang.

Tidak lama kemudian, dari frekuensi radio mereka yang berhasil TNI masuki, terdengar suara Egianus Kogoya marah besar karena ada anak buahnya tewas.

"Kami pastikan yang tertembak itu sudah dibawa mayatnya, dan kebiasaan masyarakat gunung ini korban perang selalu dibakar karena dianggap membawa bala," tuturnya.

Aidi memastikan, 200 aparat TNI akan terus siaga mendukung aparat Kepolisian untuk mengamankan pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 di Kabupaten Nduga.

Menurut dia, meski pelaksanaan Pemilu di Nduga dipusatkan di Distrik Kenyam, namun seluruh personel TNI akan tetap siaga di posnya masing-masing. "Hingga saat ini situasi kondusif, tidak ada masalah karena di Nduga menggunakan sistem noken jadi tidak ada pengerahan massa atau eksodus massa ke TPS dan Pemilu di Nduga akan dipusatkan di Kenyam," pungkas Aidi.

Sedangkan Kapolres Jayawijaya, Papua, AKBP Tonny Ananda Swadaya memastikan teror yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada waktu lalu, tidak menghambat pemilu di Kabupaten Nduga.

AKBP Tonny Ananda Swadaya di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya mengatakan kelompok itu sempat mengeluarkan beberapa tembakan namun situasi masih terkendali.

''Hal menonjol terakhir adalah di Distrik Keneyam. Cuma teror-teror buang tembakan. Kemarin kelompok itu sempat mengeluarkan tembakan untuk mengancam masyarakat,'' katanya.

" Mereka (pemerintah dan penyelenggara) sepakat ditetapkan di Keneyam. Terus kemudian kepala daerah sudah koordinasi dengan kepala distrik semua menyangkut keamanan,'' katanya.

Tonny juga menyebutkan khusus untuk pengungsi Nduga yang berada di kabupaten lain, tetap menyalurkan hak politik.

''Masyarakat yang mengungsi mereka tetap melaksanakan di wilayah masing-masing. Nanti ada kebijakan juga di Lanny Jaya (pengungsi Nduga di Kabupaten Lanny Jaya) akan didatangi,'' katanya.

Mantan Kapolres Lanny Jaya ini mengatakan pihaknya telah mendapat bantuan personel dari Kalimantan Timur sebanyak 80 orang, dari Polda Papua sekitar 50 orang, Brimob 40 orang.

''Yang dari Kaltim sudah tiba tiga hari lalu. Personel ini ada yang siaga di Wamena, ada yang dikirim ke Kabupaten Yalimo,'' katanya.

Menurut dia pendistribusian personel nantinya melalui jalur darat dan juga jalur udara. ''Pengawalan kita sudah mempersiapkan diri. Kita carter pesawat,'' katanya. (tribunnews)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar