Mantra Sembai Rohil Pukau Penonton di Ajang Festival Budaya Melayu Riau 2019

Personil Kopak Art Music Traditional foto bersama menjelang tampil pada acara Festival Budaya Melayu Riau

PEKANBARU/86 - Rokan Hilir dan Riau secara umum kaya akan khazanah sastra lisan. Sebut saja di antaranya adalah koba dan nyanyian panjang.

Selain itu, dalam tradisi pengobatan masyarakat Rokan Hilir juga kaya akan sastra lisan. Seperti dalam bedewo dan sembai mambang deo-deo atau buang lancang. Dalam tradisi pengobatan ini, mantra-mantra yang diucapkan mengandung bait-bait pantun.

Ajang Festival Budaya Melayu yang dihelat oleh Dinas Kebudayaan provinsi Riau pada tanggal 22 sampai dengan 24 Agustus 2019 yang lalu, Kopak Art Music Traditional Bagansiapiapi, di bawah asuhan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rokan Hilir, menampilkan tradisi Sembai Mambang Deo-deo yang dikemas dalam seni pertunjukan.

Diiringi dengan musik khas Melayu berupa akordion, gambus, bebano, dan ditambah dengan bass, Kopak tampil memukau penonton yang hadir. Bertumpu pada kekuatan mantra-mantra yang dibacakan oleh Eko Saputra, penonton seolah-olah ikut larut dalam bacaan mantra yang diucapkan.

Apalagi Eko Saputra adalah pelaku tradisi Sembai Mambang Deodeo, mantra-mantra yang dilantunkan seolah-olah benar-benar sedang menjalankan ritual.

Penampilan Kopak ini, mendapat pujian dari salah seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Hang Kafrawi. Pementasan seni yang berangkat dari tradisi Sembai Mambang Deo-deo dari Rohil ini mantranya melepaskan magik dan bulu roma pun berdiri. Ada kekuatan trance menyerang hati dan pikiran.

“Inilah kekuatan tradisi itu yang perlu dikokah oleh pekerja seni Riau hari ini. Semoga tradisi di Riau menjadi pondasi dan roh karya seni kita hari ini,” kata Hang Kafrawi yang juga penyair ini. (BangAmri)


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar