Pemikiran Filsafat Ki Hajar Dewantara Implikasinya dalam Kegiatan Sekolah

Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (( 2 Mei 1989 -26 april 1959)

Pemikiran filsafat Ki Hajar Dewantara didasarkan pada nilai-nilai humanis, kebebasan, dan kebudayaan nasional. Menurutnya, pendidikan bukan hanya sekadar penyampaian pengetahuan, tetapi juga proses membentuk karakter, akhlak, dan kepribadian yang selaras dengan kodrat alam serta perkembangan zaman.

Peran seorang pendidik diwujudkan melalui semboyan: ing ngarsa sung tuladha (menjadi teladan), ing madya mangun karsa (membangkitkan semangat), dan tut wuri handayani (memberi dukungan). Pendidikan harus berlandaskan budaya agar manusia dapat meraih kemerdekaan lahir dan batin.

KI Hajar Dewantara menjelaskan bahwa Budi Pekerti, Watak atau Karakter merupakan perpaduan antar gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga, Budi Pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (Kognitif), Karsa(Afektif) Sehingga Menciptakan Karya (Psikomotor).

Kumpulan Opini Beberapa Guru di Riau

1. Medayanti,S.Pd ( Kepala Sekolah SMAN 4 Tambusai Utara)

SMAN 4 Tambusai Utara, dengan NPSN 10402941, merupakan salah satu sekolah menengah atas di Provinsi Riau yang berlokasi di Jl. Pelajar, Bandar Selamat Mahato, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu. Sekolah ini resmi berdiri pada tanggal 20 Juni 2002 dan saat ini memiliki 19 rombongan belajar (Rombel). Dipimpin oleh Kepala Sekolah, Medayanti, S.Pd, yang memiliki NIP
197803092010012008 dengan pangkat Penata Tingkat 1 (Golongan IIId), dengan Program Menguatkan Karakter Siswa Melalui Program Membaca Al-Qur'an

Program membaca Al-Qur'an selama 15 menit sebelum belajar dan khatam tiap tahun yang diadakan di SMAN 4 Tambusai Utara merupakan langkah inspiratif untuk membentuk karakter siswa. Program ini memiliki dampak yang sangat positif, baik dari segi spiritual, akademik, maupun
pembentukan kebiasaan baik. Dari sudut pandang spiritual, membaca Al-Qur'an setiap hari menciptakan suasana yang religius dan penuh berkah dilingkungan sekolah.

Hal ini juga mendukung pembentukan nilai-nilai akhlak mulia yang menjadi fondasi penting dalam pendidikan karakter. Secara akademik, kegiatan ini membantu siswa memulai hari belajar dengan hati yang tenang dan pikiran yang fokus.

Rutinitas membaca Al-Qur'an dapat menjadi sarana pengendalian emosi dan meningkatkan konsentrasi belajar, sehingga berdampak positif pada prestasi siswa. Selain itu, target khatam setiap tahun yang diadakan di SMAN 4 Tambusai Utara adalah cara yang efektif untuk membangun rasa tanggung jawab, disiplin, dan pencapaian bersama. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kebanggaan diri siswa, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan di antara mereka. Program ini menjadi bukti nyata bahwa sekolah tidak hanya mengajarkan ilmu duniawi, tetapi juga membentuk generasi yang seimbang antara intelektual dan spiritual. Langkah ini patut
diapresiasi dan bisa menjadi model bagi sekolah lain untuk diterapkan. Semoga
program ini terus berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat besar bagi
siswa dan komunitas sekolah.


2. Indra Wahyudi,S.PdI(Guru SMAN 1 Sungai Apit)

SMAN 1 Sungai Apit terletak di Jalan Gajahmada, Kelurahan Sungai Apit, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Sekolah ini resmi dinegerikan pada tahun 1986 dan memiliki luas lahan sebesar 1.900 m². Saat ini, SMAN 1 Sungai Apit memiliki 620 siswa yang
didukung oleh 50 guru dan 10 tenaga kependidikan.

Saat ini dipimpin oleh Bapak MASDAR,S.Pd,MM. Salah satu program
unggulan dari SMAN 1 Sungai Apit adalah Program IMTAQ JUM’AT dengan Rangkaian Kegiatan Pembawa acara Tiga Bahasa(Arab, Inggris dan Indonesia), membaca Alqur’an,Penampilan Syarhil
Qur’an,Pembacaan Do’a dan Pembacaan Asmaul Husna) yangdilaksanakan setiap jumat pagi dengan kelas yang bergantian.
Kegiatan Rohis (Rohani Islam) di SMAN 2 Tambang Kegiatan Rohani Islam (Rohis) di SMAN 2 Tambang dapat dianalisis
melalui lensa filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan
pentingnya pengembangan karakter, penghargaan terhadap kebhinekaan,
serta pendidikan yang menyeluruh dan berorientasi pada kebaikan bersama.

Dalam konteks ini, kegiatan Rohis berperan sangat penting dalam membentuk karakter siswa, di mana nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam ajaran Islam dapat diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan seperti kajian agama, pengajian, dan diskusi keislaman, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan agama yang mendalam tetapi juga dibimbing untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan sehari-hari, seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Filsafat Ki Hajar Dewantara yang menekankan penghargaan terhadap keberagaman dan kebhinekaan juga sangat relevan dengan kegiatan Rohis.

Dengan begitu, kegiatan ini membantu siswa untuk tidak hanya mendalami ajaran agama mereka, tetapi juga belajar untuk menghormati dan memahami keyakinan
serta tradisi orang lain, sesuai dengan semangat kebhinekaan yang diajarkan
oleh Ki Hajar Dewantara. Selain itu, prinsip Ki Hajar Dewantara yang mengedepankan pendidikan yang menyeluruh, mencakup pengembangan jasmani, rohani, dan intelektual, sangat terhubung dengan tujuan kegiatan Rohis.

Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pengembangan spiritual siswa, tetapi juga memberi ruang bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan intelektual, terutama dalam kajian agama yang kritis dan konstruktif. Misalnya, melalui diskusi
keagamaan yang mendalam, siswa dapat berpikir kritis dan menganalisis berbagai ajaran Islam dari berbagai perspektif, yang pada akhirnya membentuk pemikiran yang lebih matang dan matang dalam memahami agama.

Hal ini sejalan dengan visi Ki Hajar Dewantara yang menginginkan pendidikan yang mengembangkan potensi secara menyeluruh sehingga mampu
menjawab tantangan zaman sambil tetap mencintai identitas bangsa.

3 .IVAN SEPTIAN RAHMAD,S.Pd (Guru SMAN 2 TAMBANG)

SMA Negeri 2 Tambang berada di Jl. Bupati Desa Kualu Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.Sekolah ini dinegerikan pada tahun 2003. Pada saat ini jumlah tenaga pendidik dan kependidikan berjumlah 93 orang.

Kegiatan Rohis (Rohani Islam) di SMAN 2 Tambang

Kegiatan Rohani Islam (Rohis) di SMAN 2 Tambang dapat dianalisis melalui lensa filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya pengembangan karakter, penghargaan terhadap kebhinekaan, serta pendidikan yang menyeluruh dan berorientasi pada kebaikan bersama. Dalam konteks ini, kegiatan Rohis berperan sangat penting dalam membentuk karakter siswa, di mana nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam ajaran Islam dapat diintegrasikan dalam kehidupan sehari -hari.

Melalui kegiatan seperti kajian agama, pengajian, dan diskusi keislaman,
siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan agama yang mendalam tetapi juga dibimbing untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan sehari- hari, seperti kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Filsafat Ki Hajar Dewantara yang menekankan penghargaan terhadap keberagaman dan kebhinekaan juga sangat relevan dengan kegiatan Rohis.

Dengan begitu, kegiatan ini membantu siswa untuk tidak hanya mendalami ajaran agama mereka, tetapi juga belajar untuk menghormati dan memahami keyakinan
serta tradisi orang lain, sesuai dengan semangat kebhinekaan yang diajarkan
oleh Ki Hajar Dewantara.

Selain itu, prinsip Ki Hajar Dewantara yang mengedepankan pendidikan yang menyeluruh, mencakup pengembangan jasmani, rohani, dan intelektual, sangat terhubung dengan tujuan kegiatan Rohis. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pengembangan spiritual siswa, tetapi juga memberi ruang bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan intelektual, terutama dalam kajian agama yang kritis dan konstruktif. Misalnya, melalui diskusi
keagamaan yang mendalam, siswa dapat berpikir kritis dan menganalisis berbagai ajaran Islam dari berbagai perspektif, yang pada akhirnya membentuk pemikiran yang lebih matang dan matang dalam memahami agama. Hal ini sejalan dengan visi Ki Hajar Dewantara yang menginginkan pendidikan yang mengembangkan potensi secara menyeluruh


4. TIYA MELINDA,S.Pd (Guru SMPN 1 MEMPURA)

SMP Negeri 1 Mempura dengan NPSN 10403413, merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Siak Provinsi Riau. Berdiri pada tahun 1997 terletak di Jl. Perjuangan, Desa Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Sekolah ini memiliki 16 rombongan belajar (Rombel). Dipimpin oleh Kepala Sekolah Winda Harniati, M.Pd

Program Bulanan Rutin Santunan Berbagi Beras kepada Yatim Piatu dan Dhuafa. SMP Negeri 1 Mempura merupakan salah satu sekolah yang tidak hanya berfokus pada pengembangan akademik siswa, tetapi juga memberikan perhatian besar pada nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Salah satu program unggulan yang patut diapresiasi adalah "Program Bulanan Rutin Santunan Berbagi Beras kepada Yatim Piatu dan Dhuafa.

" Program ini bukan hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga mengajarkan kepada siswa pentingnya berbagi, empati, dan kepedulian terhadap sesama yang kurang beruntung. Kegiatan santunan berbagi beras kepada yatim piatu di SMPN 1 Mempura ini dilakukan secara rutin di hari Jumat pada akhir bulan.

Kegiatan ini dilakukan melalui sumbangan sumbangan beras oleh seluruh kelurga
besar SMPN 1 Mempura meliputi kepala sekolah, guru, staff sekolah, siswa/i
serta seluruh ayah bunda hebat siswa/i SMPN 1 Mempura. Sumbangan siswa/i serta ayah bunda hebat SMPN 1 Mempura dikumpulkan melalui walikelas masing masing.

Sasaran utamapenerima santunan infak beras yang sudah terkumpul adalah ananda ananda SMPN 1 Mempura yang berstatus yatim, piatu, dhuafa. Program "Bulanan Rutin Santunan Beras Berbagi kepada Yatim Piatu dan Dhuafa" di SMP N 1 Mempura sangat relevan dengan prinsip-prinsip dalam "Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Melalui kegiatan ini, sekolah memberikan teladan dalam berbagi, memberi inspirasi dan semangat kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, serta memberikan dukungan dan dorongan agar program ini berjalan dengan baik.

Selain memberikan manfaat bagi warga
sekolah yang membutuhkan, program ini juga menjadi media pembelajaran bagi siswa untuk memahami nilai-nilai kepedulian sosial, yang menjadi bagian penting dari pendidikan karakter mereka. Dalam jangka panjang, kegiatan ini tidak hanya mencetak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga siswa yang peduli, empatik, dan siap berkontribusi untuk kebaikan masyarakat. Ini adalah contoh nyata dari pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter yang berbudi pekerti luhur dan berguna bagi bangsa dan negara sesuai dengan pemikiran Ki hajar Dewantara.


5. Fitri Mawaddah,S.Pd (Guru SMPN 2 BENGKALIS)

SMPN 2 Bengkalis, yang didirikan pada tahun 1965 berdasarkan SK Pendirian Sekolah No. 97/SK/B/III/65/66 dengan NPSN 10495147, merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang
ada di Provinsi Riau. Sekolah ini berlokasi di Jalan Kelapapati Tengah, Damon, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Saat ini, SMPN 2 Bengkalis dipimpin oleh Kepala Sekolah H. Tukimin, S.Pd., M.Pd., dan memiliki 12 rombongan belajar (rombel).

“Program Kegiatan P5 dengan Tema Kearifan Lokal dengan kegiatan menari Zapin Tradisi (Zapin Meskom)”

Pendidikan harus selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, sesuai dengan prinsip yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Di SMPN 2 Bengkalis, yang berada di tengah lingkungan budaya Melayu, prinsip ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan sekolah yang tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan modern, tetapi juga tetap menanamkan nilai-nilai budaya lokal.

Salah satu implementasinya adalah melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema Kearifan Lokal, dengan fokus pada seni tari tradisional Zapin Meskom. Tari Zapin sebagai warisan budaya Melayu, tidak hanya menghadirkan keindahan seni melalui gerakannya, tetapi juga penuh akan
nilai-nilai pendidikan, seperti kerja sama, kedisiplinan, dan apresiasi terhadap estetika.

Lagu-lagu pengiringnya pun mengandung pesan-pesan moral dan nilai-nilai keagamaan, yang memberikan nasihat kebaikan kepada pendengarnya. Melalui kegiatan ini, siswa-siswi SMPN 2 Bengkalis, yang berasal dari berbagai latar belakang budaya meski mayoritas bersuku Melayu, diajak untuk menggali, memahami, dan melestarikan budaya leluhur mereka.

Kegiatan ini menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa saling menghargai,
mengenal keberagaman, dan membangun kebanggaan terhadap kekayaan budaya lokal. Dengan pendekatan ini, SMPN 2 Bengkalis berperan tidak hanya
dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era globalisasi,
tetapi juga dalam menjaga agar budaya Melayu tetap hidup dan relevan di
zaman modern.

Program ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung siswa untuk tumbuh menjadi individu yang mandiri, berkarakter, dan bangga terhadap identitas budayanya. Semua ini sejalan dengan semangat "Tut Wuri Handayani," yang mendorong siswa menjadi generasi
penerus bangsa yang mencintai warisan leluhur dan mampu membawa budaya lokal ke panggung dunia.

6. Susilawati,S.Pd (Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Khazanah)

SMP Islam Terpadu Khazanah, yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Gang Khazanah, Kepenghuluan Sungai Pinang, Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, didirikan
pada tahun 2013 dan berkembang menjadi sekolah berasrama (boarding school) sejak tahun 2017. Dengan jumlah siswa saat ini sebanyak 107 orang dan didukung oleh 21 guru yang berdedikasi, sekolah ini mengedepankan keunggulan di bidang tahfidz Al-Qur'an sebagai ciri khas utamanya. Di bawah kepemimpinan Susilawati, S.Pd., Gr., SMP IT Khazanah berkomitmen untuk mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga kuat dalam nilai-nilai keislaman dan hafalan Al-Qur'an.

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, mengajarkan bahwa pendidikan harus mengutamakan pembentukan karakter dan kepribadian anak. Konsepnya yang terkenal, yaitu ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan), ing madyo mangun karso (ditengah memberi semangat), dan tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), menekankan pentingnya pendidik untuk menjadi panutan dan pendorong tumbuhnya potensi peserta didik.

Filosofi ini mengajarkan bahwa pendidikan
tidak hanya mencerdaskan intelektual, tetapi juga membangun budi pekerti
sebagai dasar terbentuknya individu berbudi luhur dan bertanggung jawab. Dalam kaitannya dengan iman dan takwa di sekolah, pendekatan ini dapat diaplikasikan melalui pendidikan agama dan pembiasaan nilai-nilai keagamaan dalam keseharian siswa, seperti guru menjadi teladan dengan sikap religius dan etika yang baik (ing ngarso sung tulodo), menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan keagamaan, seperti doa bersama dan kajian moral (ing madyo mangun karso), serta memberi motivasi agar siswa
menerapkan nilai-nilai iman dan takwa dalam kehidupan sehari-hari (tut
wuri handayani).

Di SMP Islam Terpadu Khazanah, filosofi ini diaplikasikan melalui pembiasaan kegiatan keagamaan, seperti sholat berjamaah, sholat dhuha, tahajud, dan puasa Senin-Kamis, yang menanamkan kedisiplinan, kesabaran, dan kedekatan spiritual dengan Allah. Rutinitas seperti doa bersama sebelum dan sesudah makan juga dilakukan untuk mensyukuri nikmat dari Sang Pencipta. Dengan pendekatan ini, SMP Islam Terpadu Khazanah tidak hanya mendidik siswa secara akademis, tetapi juga membentuk karakter spiritual yang kokoh sesuai nilai-nilai keislaman.

Daftar Pustaka

Rafael, S. P. (2022). Refleksi filosofis pendidikan nasional: Ki Hajar Dewantara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
 


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar