Penemuan Dua Mayat di Hinai Langkat, Diduga Saling Dendam dan Cemburu
STABAT/86 --- Satreskrim Polres Langkat mengungkapkan dugaan motif utama atas temuan dua mayat, Risnawati (54) dan Royanto (30) di Desa Baru Dusun I Pasar VIII Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat. Kedua mayat ternyata saling kenal dan sempat cekcok sebelum meninggal dunia dengan cara berbeda.
KBO Reskrim Polres Langkat, Iptu M Panggabean mengutarakan adanya dugaan rasa dendam Royanto kepada Risnawati, sehingga tega membunuh ibu rumah tangga ini dengan batu lalu mencampakkannya ke dalam sumur.
Selain itu, Risnawati diduga sempat kesal dan cemburu lantaran Royanto membantu seorang perempuan bernama Ani untuk pindahan rumah.
Risnawati selama ini dikenal sebagai tukang pijet khusus pasien perempuan, ia masih bersuami namun telah pisah lama. Sedangkan Royanto juga sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak.
"Royanto pelaku pembunuhan Risnawati. Pelaku dan korban sempat bertemu dua bulan lalu dan terjadi cekcok. Korban memaki-maki pelaku, karena ada seorang bernama Ani yang mengontrak rumah si korban dibantu untuk pindahan oleh Royanto. Korban marah dan mengatakan memang anjing kau, ngapai kau bantu-bantu dia," kata Iptu M Panggabean menerangkan dugaan dendam.
" Atas pertengkaran itu, kami berkesimpulan motifnya dendam," imbuhnya.
Dugaan kematian Royanto dengan dugaaan gantung diri mengaitkan leher pada seutas tali di pelepah pohon sawit setinggi dua meter masih dirasa janggal. Sedangkan motifnya, Royanto panik dan identitasnya dikenali oleh anak korban setelah membunuh Risnawati.
"Motif dia bunuh diri mungkin panik dia. Anak korban kan sempat berteriak minta tolong setelah kematian Risnawati, selain itu anak korban (Titin) mengenali identitas Royanto. Sementara ini tidak ada ditemukan dugaan pelaku lain," katanya.
"Nanti kita dalami. Sejauh ini saksi-saksi bilang hanya sendirian Royanto melakukan pembunuhan. Kemungkinan bunuh diri dengan kondisi (hanya setinggi dua meter dengan kaki menekuk di tanah) bisa saja, hanya butuh satu menit untuk menyebabkan pingasan hingga kaki terjulai. Dan ikatan tali yang ditemukan simpul hidup atau simpul bunuh diri. Hasil penelitian dan ahli di RS juga ada cairan spermanya, mohon maaf duburnya juga terbuka-tidak mengatup lagi. Bunuh diri tidak perlu tergantung, di bawah tempat tidur pun juga bisa," jelasnya.
Kanit Pidum, Iptu Bram Candra menambahkan bahwa tidak ada ditemukan unsur kekerasan pada tubuh Royanto. Sehingga polisi menyimpulkan bahwa Royanto murni bunuh diri, bukan dibunuh oleh individu atau kelompok orang. (tribunnews.com)
Tulis Komentar