Tewaskan 129 Orang, Tragedi Arema vs Persebaya Urutan Kedua di Dunia

Tragedi Arema vs Persebaya, yang menewaskan 129 orang, menjadi tragedi yang menelan korban jiwa terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan di stadion sepak bola di Dunia

JAKARTA/86 - Tragedi Arema vs Persebaya, yang menewaskan 129 orang, menjadi tragedi yang menelan korban jiwa terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan di stadion sepak bola. Tragedi kedua terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022, usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC yang kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Suporter Arema FC yang kecewa dengan kekalahan itu melampiaskan dengan turun ke lapangan mengejar pemain dan ofisial sehingga polisi berupaya menghalau, termasuk menembakkan gas air mata.

Penonton yang panik berlari ke pintu keluar sehingga terjadi penumpukan. Akibatnya fatal, banyak penonton yang terinjak-injak, terhimpit, dan sesak nafas. Selain 129 korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Menurut footballgroundguide.com, Tragedi Kanjuruhan ini menjadi yang mematikan kedua di dunia dari sudut jumlah korban. Korban terbesar pernah terjadi di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru, saat laga Peru vs Argentina pada 1964.

Kejadian yang menewaskan 326 orang tersebut terjadi akibat kerusuhan di dalam stadion dan dihalau polisi yang membuat penonton panik berlari di pintu keluar yang ternyata masih tertutup dan membuat banyak yang terinjak-injak.

Untuk posisi ketiga dalam daftar itu ditempati oleh peristiwa yang terjadi Stadion Olahraga Accra, Ghana, yang mempertandingkan laga antara Heart of Oak vs Kotoko pada 2001. Jumlah korban tewas mencapai 126.

Pertandingan antara dua klub raksasa Ghana itu awalnya berjalan kondusif ketika Kotoko unggul sementara, namun dua gol di akhir laga membalikkan keadaan dan akhirnya memenangkan Heart of Oak.

Fans Kotoko bereaksi buruk dengan melemparkan botol dan kursi ke lapangan yang direspons polisi dengan gas air mata, yang membuat para penggemar Kotoko keluar.

Namun, penonton tidak menyadari jika gerbang tidak terbuka sehingga akhirnya berdesak-desakan dan menyebabkan 126 orang meninggal.

Tragedi keempat terbesar terjadi di Stadion Hillsborough, Inggris, ketika laga Liverpool vs Nottingham Forest pada 1989 yang terjadi karena penonton berdesak-desakan dan menyebabkan setidaknya 96 orang tewas.

Kelima, tragedi memilukan yang terjadi di Stadion Dasharath, Nepal, saat pertandingan antara Janakpur Cigarette Factory dan Liberation Army of Bangladesh pada 1988.

Pertandingan awalnya berjalan baik, tetapi di tengah laga terjadi badai salju yang menyebabkan para penonton panik karena 75 persen areal stadion masih terbuka.

Polisi kemudian menghalau yang justru mengarah penonton ke pintu keluar yang masih tertutup dan menyebabkan setidaknya 93 orang tewas karena terhimpit dan terinjak-injak. (tempo.co)

Daftar Tragedi Paling Mematikan di Arena Sepak Bola

No Negara Stadion Tahun Korban
1 Peru Estadio Nacional, Lima 1964/328 orang
2 Indonesia Kanjuruhan, Malang 2022/129 orang
3 Ghana Sports Stadium, Accra 2001 /126 orang
4 Inggris Hillsborough, Sheffield 1989/96 orang
5 Nepal National Stadium, Katmandu 1988 /93 orang
6 Guatemala Mateo Flores 1996/80 orang
7 Mesir Port Said 2012 /79 orang
8 Argentina Monumental, Buenos Aires 1968 /71 orang
9 Rusia Luzhniki, Moskow 1982/66 orang
10 Skotlandia Ibrox, Glasgow 1971/66 orang


[Ikuti Riau86.com Melalui Sosial Media]






Loading...

Tulis Komentar